Monday, January 14, 2013

Breakfast, so break it fast!


Dalam perjalanan yang gue tentukan sendiri itinerary-(rencana perjalanan)nya, gue selalu punya beberapa catatan kecil soal pemilihan hostel alias tempat nginap ala backpacker. Salah satunya adalah tentang titik paling mula gue memulai penjelajahan suatu kota, sarapan!!!

Sarapan itu penting lho, asli. Entah gue emang udah tersugesti kata-kata dokter gizi yang sering siaran di radio atau televisi, menurut gue meninggalkan rumah tanpa sarapan is a big no, kecuali sangat sangat sangat terpaksa, kepepet, atau terlambat pol. Terserah, mau sarapan nasi atau roti tapi dasar orang Indonesia yang  hidup di tanah agraris bin maritim jadi kalau belum makan nasi itu rasanya kurang 'greng' beraktivitas seharian meski diminumin Extrajoss campur obat kuat Cialis.
Dua perjalanan backpacker gue ke luar negeri, Singapura dan Malaysia, gue hampir selalu kelamaan kalau menentukan tempat penginapan. Sebabnya gue mau yang praktis, di mana tempat lo tidur maka harus ada sarapannya. Hmm..sebenernya gue lebih mau ke arah hemat sih...dan ya itu, nggak mau ribet cari-cari tempat makan yang buka pagi hari, terlebih tempat makan yang harus ada label halalnya. 
Jadi setiap gue pergi sendiri yang perjalanannya full gue yang atur, hostel yang nawarin include (free) breakfast di fasilitasnya pasti dapat perhatian lebih dari gue. Udah survei hostel mana yang ada sarapannya atau enggak, baru gue mulai bandingin harga, lokasi hostel jauh nggak dari tempat naik public transports, rating hostelnya,  jenis kamar dorm-nya, dan fasilitas lain kayak  AC, internet gratis, dan peta kota. Peta kota ini penting lho bro, ya...meski di bandara ada, tapi kadang suka miss aja sama tempat peta yang disediain di bandara suatu negara sanking pengennya segera keluar dari imigrasi dan menghirup udara kota tujuan hehehe.
Ini salah satu hostel anak muda di Bangkok.
Ada sarapannya kan? udah pasti masuk list calon penginapan gue tahun ini :D
Negara semacam Singapura yang mayoritas penduduknya tidak beragama muslim, agak sulit cari rumah makan pinggir jalan yang murah meriah sekaligus halal. Singapura, ya kota yang teratur gitu sih emang nggak ada warung nasi uduk pinggir jalan yang pakai trotoar buat pejalan kaki, tapi negara singa itu punya hawker-hawker atau bahasa Indonesianya semacam foodcourt *lah itu nggak bahasa Indonesia juga ya* hmm...taman jajan atau ya itulah tempat semua penjual makanan dan minuman ngumpul jadi satu. Makan di hawker juga nggak lantaran jadi mudah. Karena ya itu tadi, nggak semua penjual di hawker jual makanan halal. Buat orang yang taat beragama dari sisi penurut makanan haram dan makruh macam gue, ini masalah. Rempong lah pokoknya kalau cari makan lagi, harganya juga nggak minim. Jadi gue selama di Singapura kalau sarapan di hostel, kalau makan siang cari warung yang jualan nasi-nasian sambil liat penjualnya kalau pakai jilbab berarti halal. Kayak yang gue temui di kafetaria S'pore Discovery Centre penjualnya pakai jilbab. Gue tanya apakah makanan yang doi jual halal, eh gue malah balik dimarahin "Lo gak liat yang jual pake jilbab?!" hahaha... ya kan mau main aman aja kakaaak...daripada gue makan nikmat tapi dosa di akhirat kan :P

Sarapannya di hostel apaan aja?
Pilihan topping roti di Travel Hub, Malaysia. Yummy!
Yah lo namanya nginep di tempat murah, hostel. Janganlah berharap dapet sarapan buffet ala hotel bintang tiga ke atas. Dari hostel yang gue inapi selama backpackeran, nggak ada sarapan yang prasmanan full flow tuh yang ada malah lo harus bangun pagi biar nggak kehabisan sarapan. Ada aja sih yang kehabisan sarapan, karena hostel yang emang stok dengan perkiraan mencukupi tamu hostel. Syukur kalau tamu-tamu hostelnya nggak beringas rakus, tapi dari pengalaman gue jarang sih turis yang sarapan nggak nambah, termasuk guaaahhh hehehe. 
Jadi menu sarapan yang biasanya disediakan pengelola hostel itu roti. Udah paling umum deh itu; bread, jams, and butter plus coffee, tea, and sugar. Mungkin karena di Asia, yang banyak tamunya itu dari benua non Asia ya, jadi menunya ya bukan nasi. Toaster alias pemanggang roti, teko pemanas air elektrik, dan microwave juga hampir selalu ada di dapur hostel.
Pengalaman berbeda di hostel Singapura dan Malaysia. Di Singapura, selama gue di Footprints, gue boleh sarapan roti dan kawan-kawannya itu sekaligus juga boleh nyicip sereal pakai fresh milk. Sedangkan di Malaysia, di Travel Hub gue hanya dapet roti dengan tiga pilihan topping: selai blueberry, strawberry, dan butter *sejak nginep di Malaysia ini, gue jadi suka selai blueberry (-_-")* Eh hostel tuh juga nyiapin buah buat tamunya, kayak apel atau jeruk yang biasa diletakkan di meja resepsionis. Setiap orang boleh ambil satu till the basket empty.

Dapur mini sekaligus tempat sarapan tamu Travel Hub

Abis makan dan minum wajib nyuci, karena ga akan ada yang mau nyuciin :)

Menu sarapan gue waktu di Travel Hub
Sarapan tambahan yang gue sediakan sendiri.
Roti bakar doang nggak cukup bo! 


Jadi saran gue carilah penginapan yang murah (pas di kantong lo pada), ratingnya bagus, dan ada sarapan gratisnya hehehe. Happy backpacking!

2 comments:

  1. lah lu makan gak nambah om di hostel? gw aja nambah berkali2 kagak ada malunya ampe kenyang haohwoahowhaohwa

    ReplyDelete