Sunday, July 24, 2011

Changi Airport - Footprints - Sentosa

Singapore oh Singapore.

Sekitar jam 10an. Turun dari eskalator yang super panjang dan curam tapi aman. Buat beli tiket MRT. Karena tujuan hari ini adalah hanya di Sentosa sampe bego, in my itinerary hari ini jadi nggak perlu beli Singapore Tourist Pass yang ‘super cool’. Singapore Tourist Pass apaan? Sebagai turis yang senang muter-muter mengunjungi banyak tempat it must be a useful one. Dengan deposit kartu 10 dolar dan 8 dolar/hari muter-muter naik segala moda transportasi is free! Hmm...maksud gue taksi nggak termasuk ya. 


pegangan penting di Singapore
ticket machine
Turun dari eskalator curam aman itu belok kanan, jalan lurus ke pojokan bakal segera nemuin deh tuh ticket machine. Bagi yang awam nggak usah heboh, ada petugasnya yang siap bantu kok. Tinggal sebutin mau turun di stasiun mana. Atau kalau mau mainan, pencet single  ticket, pilih stasiun yang dituju di layar, masukin duit, alihkan mata ke bawah sedikit, tiket lo bakal keluar plus uang kembalian (kalau ada lebihannya) dari laci yang ditutup plastik. Selanjutnya tinggal tap ke gate MRT station, tunggu sampe penghalangnya buka, selamat jalan semoga sampai tujuan. Tiketnya jangan ditaruh sembarangan, entar keluar di gate stasiun yang dituju, kartu yang sama juga harus tap.
Single Ticket
Tujuan gue langsung ke hostel. Taruh barang, lanjut jalan ke Sentosa. Hostel gue di Little India. Transit di MRT Tanah Merah. Keluar ke platform B, tuk MRT tujuan Joo Koon. Ada tiga cara buat sampe ke Little India yang ada di garis ungu dari MRT garis hijau. Pertama transit di MRT City Hall atau MRT Raffles Place atau bisa via transit MRT Outram Park. Gue ambil jalur yang hanya sekali transit, MRT Outram Park. Turun di Outram Park, langsung baca sign-sign yang ada di langit-langit. Cari arah MRT warna ungu (North East/NE Line). Empat stasiun setelahnya sampe juga di Little India. Karena menurut petunjuk yang ada di website Footprints, pilih exit C untuk menuju hostel mereka. Gue dan rombongan jalan menuju exit C, tap out, naik eskalator, keluar MRT station, dan terciumlah aroma rempah India, khas! Baca peta yang ada di pintu keluar stasiun, memastikan memang harus jalan ke kiri, luruuuuss, nyebrang dikit, jalan lagiii...10 menit kemudian nyampe Footprints. Nggak nyasar? Berkat peta dong! Sumpah, kalau mau jadi turis di Singapore bersahabatlah dengan peta, jadi Dora the Explorer for many days no matter lah ya. Kalau jadi warga negara sana juga nggak apa-apa bawa peta, tapi lebih efisien GPS kayaknya. Banyak loh mobil bagus yang pake GPS di sana. Pada bego ngapalin jalan kali. 


Sebut gue orang yang loyal. Dikenalin sama penginapan yang nyaman waktu berpergian taun lalu, akhirnya gue memutuskan balik lagi ke Footprints. Alasannya, pengalaman memuaskan, tidur nyaman, dapet sarapan, harga termasuk murah dibandingin sama hostel-hostel di Singapura, dan cukup dekat dengan stasium MRT, halte bus, dan minimarket. Ada peraturan yang agak ketat di Footprints, anak di bawah 16 tahun nggak boleh tidur di kamar dormitori (dorm). Solusinya adalah bagi yang ngajak anak kecil nginep di bawah usia itu harus booking di Family room, yang buat 6 orang dan harus kirimin ke mereka email informasi kalau calon penginap bakal bawa anak kecil.
Gue hanya berempat dengan sepupu. Diitung-itung rugi bandar kalau ambil yang family room. Iya dong?
Hidup emang harus optimis, man!  Gue pasang muka pilun aja waktu penjaganya yang mirip Pinkan Mambo (sayang nggak sempat foto bareng!) bilang anak kecil harus di Family room. Gue tanya harus upgrade kamar sekarang bisa apa nggak, dan ternyata TIDAK!!! lalalaaa...mereka lagi keabisan kamar buat family room karena holiday season. 
Bayar lunas pake SGD tunai. Dikasih kunci kamar, seprai, sama label tag buat tulis nama, tanggal cek in dan cek out. Label ini harus dipasang di sisi tempat tidur, biar tempat lo nggak ada yang nempatin pas ditinggal jalan-jalan. Di kamar ada loker, tapi nggak ada gemboknya. Bisa minjem gembok di resepsionis, tapi deposit 2 dolar. Maleskan? mending bawa gembok kecil sendiri dari rumah, saran gue. 


Jadi waktu mau pergi ke Sing, nyokap bersemangat bawain kita nasi bungkus dari Gresik, asal tempat sepupu gue itu. Walhasil kita pada makan siang nasi bungkus krawu di pantrynya Footprints. Nasi udah rada keras, dimakan aja apa adanya. Minumnya? Tinggal isi botol minum kosong di keran pantry, kan air Singapur ‘is clean dan safe to drink from the tap’, gitu kalau kata brosur.


Jam 13.00 kami capcus ke Sentosa. Sebelumnya beli EZ-Link dulu, kartu buat segala transportasi (kalau yang ini bisa buat bayar taksi!). Belinya di 711 dekat hostel, tinggal ngesot. Eh sampah banget 711 di sana, kayak Indomaret atau Alfamartnya sini deh! Emang dasar 711 deket hostel yang geblek, doi nggak jual EZ-Link. Yang ada malah NETS FlashPay. Mencoba tetap positif, gue beli lah itu. Satu kartu 12 dolar, buat deposit kartu 5 dolar dan sisanya buat saldo di kartu. Terlanjur basah, hari-hari selanjutnya gue tetep pake kartu biadab itu. Kenapa biadab? Karena kalau ngisi cuma bisa di 711, tiap ngisi kena charge 50 cent, dan nggak semua taksi bisa bayar pake NETS (cuma yang ada logonya di pintu taksi yang bisa)!!! Kampret...
Kartu biadab
Beranjak ke Sentosa. Tinggal lurus dari Little India, karena stasiun MRT HarbourFront titik transit kalau mau ke Resort Sentosa World (RWS). Ada dua pilihan transportasi ke Sentosa: naik Sentosa Express (kereta) atau bus. Kalau naik kereta, bayar lagi 3 dolar. Beli tiketnya di Vivo City lantai 3, mall yang nempel sama HarbourFront. Nggak rela keluar duit lagi dan emang belum kesampean naik bus di Singapur, akhirnya dibelain ngantri buat naik RWS 8, bus yang langsung bawa lo ke Sentosa. Waktu naik jangan lupa tap-in kartu. Tapi kalau emang belum punya kartu, lo bisa tanya supir ‘how much the fare?’ dan masukin duit pas ke kotak. Kotaknya kayak kotak amal gitu, nggak terima kembalian. Jadi usahakan duitnya pas ya.
Naik bus, muter dikit, dan bus bakal berhenti di seberang pintu masuk Kasino-nya si Dono dan Indro.haha jayus (-_-”). Tau lah ya ada Kasino di situ? Ok. Eh waktu turun jangan lupita buat tap di pintu ya! Kalau nggak kayak adek gue, kena kasus kartunya nggak bisa digunain buat naik MRT waktu pulang! Jadi didenda 70 cent di loket Passanger Service (buka 24 jam). Dan kalau turun dari bus manapun, usahakan dari pintu tengah, biar nggak tabrakan sama yang naik dari pintu depan. Jadi inget TransJakarta, pintunya satu penumpangnya banyak. Wajarlah suka pada emosi kalau kedorong-dorong, ketowel-towel, kegrepe-grepe di TJ, hahahaha :D
Ternyata gerbang Kasino ini ada di bawahnya bola Universal Studio yang muter-muter berasep itu! Foto bentar di bola US, lanjut naik Sky Train. US ini adanya di WaterFront Station, maka gue harus naik Sky Train dan turun di Imbiah Station untuk mencapai Images of Singapore.




1 comment:

  1. cocok nihh jadi tour guide kenapa gag masuk sekolah pariwisata kan hobi berpetualang..hehe kerja sampingan jadi tour guide aja om :)

    ReplyDelete