Sunday, July 7, 2013

Looking For A Crowd From Chaos

Itu barikadenya nggak kelihatan ya? :(
Akhirnya ngerasain bagaimana suasana meliput demo. Chaos-nya, crowd-nya...ahhh...
Yeap, gue yang pada awalnya sepulang dari Polda Metro Jaya sudah langsung mau

capcus naik kereta. Kelar motor gue titipkan di parkiran motor Karya Guna, gue langsung beli tiket.

Tapi bukan Leo namanya kalau nggak random. Akhirnya gue nyebrang rel kereta api dan jalan kaki melawan arus kendaraan yang dari Jalan Pejompongan dan Jalan Gatot Soebroto. Voila, sampailah gue di sisi kiri luar gedung DPR-MPR RI! Daaaann....


Mahasiswa lagi angot-angotnya alias hot-hot-nya dipukul mundur sama polisi. Pertama satu dari para mahasiswa itu mundur ke arah Slipi, gue maju terus menuju Cawang. Makin lama kok ya makin banyak yang balik arah ke Slipi. Siakek! Mata gue mendadak mengeluarin gas air mata dan hidung ini kayak cium suatu bau yang sesaat membawa gue mengingat masa SMA di laboratorium kimia. Asli, itu bau pakai banget!

Ternyata gitu ya bau gas air mata. Dan gue baru tahu, kenapa baik jurnalis maupun pendemo sampai aparat banyak yang pakai coreng-moreng di pipinya, karena ternyata itu odol. Efeknya buat menghalau pedihnya gas air mata yang menusuk mata. Sebagai pendinginnya gitu, mungkin. 

Akhirnya mereka mundur. Pandangan mata gue lempar jauh, ternyata water canon dari aparat sudah semakin maju. Lama-lama mahasiswa berbagai macam warna jaket mundur, gue berusaha maju dengan serong sana sini yang mulai tabrak-tabrak karena lari semewarutan. Gue nggak tahan dengan gas air mata, gue akhirnya ikutan mundur bersama barisan belakang. 

Emang punya nyawa 9 kucing atau memang "cerdas" sebagian dari mereka memprovokasi teman-teman yang sudah makin mundur ke jalan pecahan yang dari gedung DPR RI ke arah Palmerah. Ada yang bilang "Maju ayo maju, k*n*ol, maju!", ada yang komando "Kumpulin batu yang ada di pinggir ke tengah!", ada yang sangat cinta almamaternya dengan memanggil rekannya "Un*ad mana Un*ad, maju, yang belakang maju!," ada juga yang teriak "Mundur aja wey dulu, mundur, kumpulin kekuatan di belakang!" dalam kondisi itu gue diam dan ikut aja mundur. 

Makin ke belakang, yang gue lihat beberapa dari mereka saling siram ke wajah. Ada yang teriak, "Jangan dikipas matanya, disiram pakai air aja, jangan dikucek," ternyata mereka berusaha saling menyelamatkan diri. Nggak lama gue lihat ada yang muntah-muntah dan ada  tiga orang yang sampai dibopong ke ambulance. Seorang keseleo, satu dibawa lari ke rumah sakit terdekat karena kayaknya luka serius, dan satu lainnya gue tidak pantau. 

Gila memang semangat mahasiswa, mereka maju lagi! Dan lo tahu apa? Gas air mata lagi, kali ini diselingi dengan kembang api air mancur. Ih wow berasa New Year Eve (in chaos), hahaSebenernya posisi gue salah banget. Gue di sisi mahasiswa. Sejak kuliah dan peringatan yang disampaikan waktu perkenalan kerja,  kalau hadapi demo, posisikan diri di belakang polisi udah yang paling aman. Kalau mau lebih aman, nggak usah maju ke medan perang. Jadi intinya I was in wrong side. Beruntung tidak mati, lebay.
Akhirnya ketika polisi makin maju bersama baracuda dan barikade bertameng, gue menyusup dari pinggir-pinggir. Alhamdulillah, gue berhasil pindah sisi. 

Namanya Lukman, katanya Unas 2011
Temen-temen jurnalis juga akhirnya mundur ke gedung DPR setelah mahasiswa makin mundur ke jembatan Slipi. Bahkan ada kendaraan avanza silver yang dari arah Pejompongan dipukul mundur sama mahasiswa, akhirnya itu mobil balik arah deh. Sisi kiri gedung bubar. Sementara sisi baliknya, yang massa buruh dan beberapa mahasiswa masih berusaha didorong bubar. Gila emang. 

Dan liputan gue berakhir dengan reuni kecil-kecilan dengan teman-teman yang dulu pada ploting. Ada Dede Sindo radio, ada bang Andry Thompel Sindo.com, malah kagak sengaja ketemu Ninik Koran Jakarta yang udah lama ninggalin Polda untuk berkelana di Balai Kota, haha. Seru, asli seru. 

Jadi pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman ini, kalau ke tempat demo bawalah odol, tisu, sama air. Hmm.. gue jadi kepikiran bikin paket-paket bingkisan persiapan demo. 

Paket Hemat (Rp10.000) : Isi odol 250gram dan tisu 2ply-150 lembar.
Paket Combo 1 (Rp13.000) : Isi odol 250gram, tisu 2ply-150 lembar, sama masker dokter yang hijau itu selembar. 
Paket Combo 2 (Rp20.000) : Isi odol 250gram, tisu 2ply-150 lembar, masker dokter yang hijau itu selembar sama air mineral 660 ml.
Paket Kumplit (Rp25.000) : Isi odol 250gram, tisu 2ply-150 lembar, masker dokter yang hijau itu selembar, air mineral 660 ml, dan permen 20 biji.



Permen ternyata cukup berguna ketika tenggorokan lo berasa ada yang nusuk-nusuk kayak orang radang tenggorokan gitu. Kayak yang gue rasain sekarang. Tadi sih sembuhnya pakai permen Woods~

0 comments:

Post a Comment