Sunday, July 7, 2013

Liputan Banjir Pluit

Gue foto dari atas jalan tol lho ini, naik motor~
Meski intensitas hujan di Jakarta dan sekitarnya mulai menurun, tapi masa-masa suram untuk liputan banjir masih cukup mengena. Kali pertama liputan banjir itu sekitar bulan akhir Januari, kayaknya yang banjir besar di Pluit itu deh.

Banjir Pluit itu memang gila-gilaan! Menuju lokasi banjir aja tuh harus naik perahu ngapung ecek-ecek atau ikut rombongan Marinir yang tugas antar logistik, itu karena di RW 02 hingga seterusnya sampai ke Utara itu   airnya makin tinggi. Perbedaan kedua transportasi itu ya, yang satu gratis, satunya lagi bayar. Biasa pada cari momentum. Sewa perahu ecek-ecek itu bisa sampai Rp50.000 sekali jalan, padahal cuma dari gabus ditumpuk-tumpuk.



Pusat logistik bantuan itu dipusatkan di Emporium Mall (eh atau Pluit Juction ya?). Ada tenda tentara dan yang paling ramai itu tenda komunitas agama Buddha, Tzu Chi. Gue tahu komunitas ini sih dari sinetron yang dulu gue tonton di DAAI TV, sinetron luar sih.

Beneran naik getek kan -_-*
Dari liputan banjir ini banyak hal yang seru-seru, mulai dari ngikut naik truk aphibi Marinir sampai motor gue yang ikutan naik getek karena tingginya air dari jalan keluar tol ke pos polisi di seberangnya 11-12 sama mesin. Pokoknya liputan banjir itu sebenernya yang paling ngabisin duit deh! Asli.

Eh tapi ada yang paling gue inget, yaitu banyaknya tukang sate yang jualan pada menjelang sore hari. Asli itu enak-enak banget. Masih dengan gerobak khas yang bentuknya trapesium alias ada tiang kayu yang diagonal, seporsi sate itu harganya sekitar Rp13.000. Karena tukang sate ini yang bikin gue akhirnya pada liputan ke dua kalinya, bertahan sampai malam.
Ke Jembatan Tiga, rencananya lewat Kota.
Eh depan Museum Bank Indonesia banjir -_-*


Mau lewat Mangga Dua juga setinggi ini airnya



Akses menuju lokasi banjir, Jembatan Tiga.
Rempong, muter-muter

Senasib. Pengen numpang, ndan.


Siapa aja? Relawan, Marinis, Wartawan.

Ambil jatah di pusat logistik

Udah dapet balik.
Abis itu bagiinnya ga rata ke yang lain


Isi nasi bungkus: nasi, mie goreng, semur telur. 

Ibu-ibu relawan di wihara. Dalam gelap, bungkusan nasi jadi

Pengungsi

Pengungsi yang gue wawancara


0 comments:

Post a Comment