Sunday, July 4, 2010

Oleh-oleh dari Festival Indonesian Youth Conference

Gue mau latihan jadi jurnalis ah..
Wowaaaaa...!!! Siang tadi gue kebetulan punya waktu untuk dateng ke Festival Indonesian Youth Conference yang diadakan di Salihara, Pasar Minggu. Bermodalkan Rp50.000 aja gue bisa pilih lima dari seabrek pilihan topik seminar. Yang kebetulan menarik minat dan yang kira-kira sesuai dengan sok keber-bakat-an gue yaitu topik Pendidikan, Diplomasi, Politik, Media, dan Kewirausahaan.
Pertama sampe Salihara dengan bad habitnya gue, telat. Oke, akhirnya masuk ke seminar pertama di Galeri Salihara, topiknya Pendidikan dengan pembicara Arief Rahman (kepala sekolah Labschool dan rektor UIN Jakarta). Ini nih orang yang dulu mau gue wawancara jaman ngerjain tugas UAS Pak Ambang, susahnya dihubungin naujibilehhh...Dan berakhir pada batalnya wawancara doi. Oke cukup curcolnya. Gue kasih pendapat ya, gue rela deh kalo disuruh bayar Rp50.000 buat dengerin seminarnya dia doang. Sumpah. Keren, berbobot, dan dinamis banget materi seminarnya. Pembicara kedua adalah abangnya Dik Doank, namanya mas Beben. Inti seminar mereka yang gue dapet adalah setiap anak itu emang punya bakat dan minat masing-masing. Maka seharusnya dari tuh anak masih balita, orang tua udah mulai harus melihat bakat anak dari hobby si anak, kalau perlu dikasih tes minat dan bakat sejak kecil. Buat apa? Biar gedenya nggak salah pilih jurusan angkot,hehe nggak ding, maksudnya nggak bingung masuk IPA, IPS, atau Bahasa. Nggak buang-buang waktu kalo minatnya Hukum tapi di SMA jurusannya IPA. Dan ternyata dari 7 kecerdasan ala om Howard Gardner yang bukan saudaranya Jennifer Gardner, 7 kecerdasan itu masih dibagi-bagi lagi perbagiannya. Contohnya kecerdasan musik. Ada orang yang mampu main musik, tapi nggak bisa bikin lagu. Ada juga yang bisa bikin lagu, tapi nggak asik diliat kalo lagi perform. Jadi dalam sense of music seseorang bisa dibagi lagi menjadi kemampuan bermusik, menulis musik, kemampuan membaca not balok. Ya kira-kira gitu lah contohnya.

Masuk ke topik seminar kedua yang gue pilih, Diplomatik. Pembicaranya oye dah, Dino Patti Djallal, Jubir Presiden SBY di periode keduanya ini. Mr. Dino bercerita tentang Modernisatornya. Dan pembicara kedua yaitu Fariz Al Mehdawi, duta besar Pakistan untuk Indonesia. Pak Fariz yang katakan dalam pidato bahasa Inggrisnya yang sedapetnya gue nangkep translate-an ala gue, di Indonesia itu banyak yang bisa dieksplor, khususnya di daerah-daerah yang tidak menjadi sorotan dibanyak acara, seperti Bali, Surabaya, dan Medan. Daerah timur Indonesia juga banyak kok yang bisa dijadikan keunggulan bangsa ini. Gitu kali kira-kira, kalo salah ya maap bung! Dan hal yang menarik buat gue malah muncul dari mulut pak jubir presiden, Mr.Dino bilang, harusnya kasus Malaysia yang mengaku batik itu buatan mereka adalah kunci emas buat kita. Kenapa? Ternyata Mr. Dino bisa mikir out of the box (kalo nggak out of the box mana bisa dia jadi Jubir), sebenernya batik yang diakui Malaysia itu bisa jadi keunggulan buat kita. Biarkan aja mereka memerkenalkan batik, pake batik, nah kita yang bagian kasih tau ke orang-orang kalo itu produksi kita. Biarin foreign people pake batik yang justru akan jadi kebanggaan punya kita. Seperti Inggris yang punya bahasa Inggris, tapi dipake sama orang Amerika, Singapur, dan Australia. Inggris nggak marahkan bahasa mereka dipake segambreng orang? Nah kita harusnya juga nggak marah. Justru itu kesempatan batik kita dikenal oleh banyak orang.

Jeng jeng jeng...! Masuk ke topik ketiga yang ternyata puncak paling menyenangkan dari Festival IYC ini. Judul temanya Politik. Mas Aria Bima yang udah sering muncul di Democrazy, Metro Tv bilang politik saat ini udah mulai diisi oleh generasi muda. Kaum muda yang mulai peduli sama Indonesia dan tidak lagi mikir kalo politik itu menjemukan. Dipandu oleh moderator yang keren pula, Najwa Shihab, tema politik ini membuat gue ingin masuk partai politik. Partai politik yang sesuai dengan ideologi gue. Tapi emang ada yang sama persis ideologinya? Apa gue bikin partai baru nih?hahaha ngarang. Mas Aria dan Jerry bilang, parpol dimasa sekarang udah kehilangan esensi utama dari berpolitik. Harusnya tiap parpol benar-benar menjalankan visi-misi yang merupakan rangkuman dari semua aspirasi masyarakat dan perangkat parpol. Bukannya malah gontok-gontokan teman satu parpol waktu pemilihan calon legislatif tiap 5 taun. Kalo dalam satu organisasi aja udah saling sikut, bagaimana mewujudkan satu visi-misinya?Hei ingat, kami masih menunggu tindakanmu wahai kalian yang masyarakat pilih, sang representatif seluruh bangsa Indonesia.

Tema ke empat yang gue pilih adalah Media. Dilihat-lihat pembicaranya oke punya, Desi Anwar dan Armando (Jakarta Globe). Desi Anwar, wartawan senior, oh man! orang yang pernah wawancara Presiden Obama dan orang penting lainnya, sekarang ada di depan mata gue!Dan kami bisa sedekat ini, luar biasa!!! ekspresi lebay, tapi emang gue seneng ketemu wartawan keren macam Desi Anwar. Eh apa yang namanya "Anwar" keren ya? Desi Anwar-Rosihan Anwar? Tapi sayang sejuta sayang, materi tema Media ini sama kayak kuliah... Jadi, yaaa gitu deh. Kurang menarik buat gue. Lah wong yang dibahas perkembangan medianya doang... itu mah udah dapet dari Pak Ninok atau Gaha-su. Dan si Armando yang katanya wartawan Jakarta Globe itu terlihat agak ganjil. Penampilannya rapih, klimis, kayak orang kantoran lah... beda banget sama wartawan lapangan. Jadi bertanya-tanya, ini orang wartawan apaan, lapangan atau emang yang kongkow di kantor aja...Ragu berat!!!

Tema terakhirrrrr..."Kewirausahaan" Pembicaranya Sandiago Uno(bukan permainan UNO loh! Doi ini anaknya Mien Uno, pakar etika bersosial), Yoris Sebastian(Ini loh yang bikin acara "I like Monday"-nya Hardrock Cafe. Kreatif), dan Goris(enterpreneur muda asal Garut). Ternyata tema ini tidak banyak ngaruhnya buat gue. Tapi adalah yang ngaruhnya, gue jadi pengen kerja di daerah di timur Indonesia, eksplore daerah itu, memajukan wisata daerah itu, dan membuat perputaran uang di daerah tersebut sama hebohnya dengan di Jakarta.

Ya itu deh yang kira-kira gue dapet dari IYC... menyenangkan, memotivasi ,dan inspiratif. Tag line Festival IYC "Saatnya suara kamu di dengar"nya mana ya tapi?

0 comments:

Post a Comment