Saturday, March 27, 2010

Kami (tidak) cocok, bukan?


Sepertinya saya mengenal kamu. Mungkin lebih dari dua kali hembusan nafas.

Kita pernah saling mengenal. Tetapi hanya di ambang. Bukan mengenal, tapi tahu. Dulu cukup saling sapa. Saat ini ingin lebih. Pengalaman yang hampir sama, kamu sendiri yang pertama kali mengajak saya masuk dalam perbincangan. Saya setengah menanggapi, belum sadar betul bahwa kemudian akan menjadi tergila-gila.

Posisi kamu saat ini tepat, sesuai. Sesuai seperti yang saya yakini akan abadi. Usia lebih tua satu tahun, zodiak pun berkata kita dapat menjalani suatu hubungan yang berkohesi. *Saya Leo, kamu Gemini* Meski tidak seelemen, udara dan api dapat harmonis.

Secara implisit bercerita, kehilangan kala saya menghadiri sebuah konser musik favorit saya, bukan favorit kamu. *Saya Jazz, kamu Classic* Mungkin kehilangan teman bercerita satu topik menarik, kesamaan pengalaman. Dua kali berbincang, hal itu kemudian menjadi magnet yang luar biasa untuk saya.

Sumpah Tuhan, keadaannya sudah begini. Saya tergila-gila padanya, meski dia bukan penggambaran sempurna dari sebelumnya yang jauh lebih sempurna. Tidak secara fisik, ini rasa. Lalu, mengapa kemudian muncul ketidak pekaan di antara kami?

Saya bosan dengan topik yang itu terus. Rokok. Saat ini saya sudah berhenti merokok. Dan dia berusaha. Keinginan besar tidak membahas, tapi sepertinya cuma itu topik yang menjembatani kami. *Saya penikmat hidup, kamu terlalu serius menghadapi hidup*

Tuhan, pertemukan kami di Mei atau Agustus. Semoga kami sejalan. Amin.

0 comments:

Post a Comment