Jadi ya jadi gue mau cerita
sedikit aja nih tentang riuhnya birokrasi dan sistem mendapatkan layanan
kesehatan dari negara di Tanah Air tercinta, Indonesia ini. Minggu lalu, gue
akhirnya memilih untuk mendaftarkan diri secara manual di kantor Badan
Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Kesehatan cabang Tangerang.
Semuanya ini diawali dari adek
gue, sebut saja namanya Safira, harus terdaftar sebagai peserta BPJS agar masih
dibiayai kesehatan oleh kantor lama bokap. Di kantor lama bokap itu ada istilah
“Jaminan Hari Tua”. Nah Safira ini lah yang kalau sakit, masuk rumah sakit, dan
berobat mendapat penggantian biaya. Sedangkan gue enggak. Iya, karena gue anak
pungut. Enggak deng!
Oke lupakan drama gue tentang anak pungut.
Setelah semalaman berusaha berkali-kali (sampai ganti browser) untuk mendaftar secara online
di www.bpjs-kesehatan.go.id dan
gagal, karena keluar semacam kode-kode eror, Rabu siang jam 14.00 WIB gue samperin
tuh kantor BPJS di Tangerang.
Si eror yang bikin hari Kamis gue kelabu nungguin BPJS seharian |
Lokasinya pas persis di seberang
Tangcity Mall. Hmm, kalau ancer-ancer dari arah Serpong nih, Tangcity ada di
sebelah kanan lo. Sampai jalan yang terbelah dua ke fly over atau yang ke arah jalan Kisamaun, lo ambil yang lurus,
jangan naik ke flyover. Sekitar 500
meter dari situ ada taman kecil di sebelah kiri, yaudah pas banget dah itu
kantor BPJS Tangerang di situ. Kata orang-orang di situ, itu dulu bekas kantor
Askes.
Masih belom kebayang juga
lokasinya? Lo tanya aja deh sama orang di mana Bank BTN, kalau ternyata lo udah
sampe Yupentek, berarti lo udah kelewatan dikit.
Dari rumah jam 14.00 WIB,
perjalanan 30 menit. Sampai di lokasi 14.30an WIB, kantor udah rada sepi...dan
jorok. Karena sampah kertas ada di mana-mana, kursi udah tidak teratur rapi
lagi. Feeling gue, “Wah cakep nih,
udah pada kelar, berarti cepat lah ngurusnya.”
Sebelum masuk ke lobby lantai 1,
gue baca dulu di kaca kantor itu, ada banyak tempelan. Tempelan nama-nama
klinik yang menerima layanan BPJS di Tangerang dan Tangerang Selatan. Ada juga
prosedur pendaftaran BPJS yang muter dari lantai 1 ke lantai 2, balik lagi ke
lantai 1. Pas gue lihat-lihat, emang
kantornya sempit banget sih!
Ada kotak nomor pendaftaran. Ada 3
tombol, pertama dinamain pendaftaran, kedua PNS, ketiga rujukan. Karena jelas
bukan bertujuan untuk nomor 2 dan 3, maka telunjuk gue ini meluncur dengan
bebasnya ke tombol hijau nomor 1. Dipencet, eh diem. Dipencet lagi, tetep ga
keluar kertas. Dipencet nomor 2, keluar kertas selebar struk parkir dengan
tulisan 123-B. Oke, berarti kertas pendaftarannya habis.
Langkah selanjutnya tanya satpam,
kalau mau daftar gimana? “Harus pagi mbak ke sininya. Besok aja balik lagi jam 5.”
Bujug, jam 5 pagi. Bercanda keleus. Lontang lantung akhirnya balik ke parkiran.
Dirundung kecewa dan bimbang sama jawaban satpam. Pernyataan serupa diutarakan
kang parkir, “Besok jam 4 ke sini. Ambil nomor antrian.” Ini lebih gila!
Sekalian aja gue Subuh atau buka tenda di sini.
Oke fine, besok gue datengin
pagi-pagi. Kalau gitu sekarang gue ambil aja dulu formulir pendaftaran yang ada
2 lembar di meja depan kantor BPJS itu. Diisi di rumah, tempel foto. Biar besok
tinggal antri.
Keesokan paginya. Gue kebangun
jam 5 pagi. Enggak pake mandi, hanya cuci muka dan sikat gigi, minum air dikit,
langsung tancap gas. Jalanan lenggang, ya iya masih jam 5 pagi. Sampai di
kantor BPJS Tangerang emang udah banyak orang. Gile, pada subuhan beneran di
sini kali ya.
Ternyata ada yang lebih gila
lagi, ada satu meja yang dikerubungin banyak orang. Lagi pada daftar! Dan
nomornya di angka 100an!! Orang gila. Pada dateng jam berapa sih?! Daripada
berdesakan, gue milih melipir ke samping ibu yang mendata pendaftar. Cukup
dengan nada pelan yang gue hembuskan di samping telinganya, “Ibu, saya Mita dan
Safira.” Dia noleh dan langsung nulis nama gue di nomor 206 dan adek gue nomor
207. “Diinget ya nomornya! Diinget! Nanti maju pas dipanggil!” ibunya masih
teriak, padahal gue di sampingnya. Emang hectic banget sih meja pendaftaran
itu.
Pertanyaannya, gue yang sampe jam
setengah 6 aja itu bisa dapet nomor 200, terus yang mengisi TOP 10 itu siapa,
HAH??? Ternyata, usut punya usut, mereka yang dateng jam 23.00 WIB ke kantor
BPJS. Dateng selarut itu bisa daftar, tulis nama di kertas yang disediain di
meja satpam. Abis itu pulang lagi ga masalah. Edan.
Jam 07.00 WIB mulai dibagiin
kertas nomor pendaftaran selebar struk, diverifikasi data formulir sudah terisi
semua atau belum, dan klinik yang dipilih untuk berobat nantinya. Nomor gue pun
menyusut, dari 206 jadi 166-A. Jauh. Itu karena ada yang dipanggilin tapi
orangnya enggak muncul. Perjuangan masih panjang.
Kalau menurut prosedur, setelah
dapat nomor lo ke lantai 2 untuk serahin berkas ke petugas. Petugas nantinya
akan masukin data ke komputer, lalu mencetak struk berisi virtual account bank Mandiri, BNI, dan BRI atas nama lo. Baru dari
situ lo bayar tunai ke bank, lalu yang terakhir cetak kartunya di lantai 1.
Sumpah ya, ini proses terlama.
Dari jam 07.00 WIB sampai jam 11.00 WIB gue hanya duduk nunggu dipanggil
nomornya biar berkas gue ditangani. Selama itu ngurut dari nomor 1-A sampai 100-A.
Itu baru 100-A nomor ya, karena akhirnya nomor 101-A sampai 150-A ditangani orang
dalem kantor biar cepet. Jadi dibagi dua gitu berkasnya. Biar cepet. Gue nomor
166-A, kebagian setelah 101-150A kelar. Akhirnya jam 15.00 WIB gue baru bisa dapet
struk virtual account.
Gue buru-buru ke ruko-ruko bank
di Tangcity yang untungnya lengkap, semua bank ada. Dan BNI masih melayani
nasabah sampai jam 16.00 WIB. Bayar layanan kelas 1, Rp59.500. Dapet tanda
pembayaran, balik lagi ke BPJS. Dengan dicetaknya kartu BPJS yang dilaminating,
selesailah perjalanan gue. HUHHAH!!!
Apa pelajaran dari cerita gue ini?
MENDAFTARLAH SECARA ONLINE SODARA-SODARA!
Karena pas gue nunggu masukin berkas yang lamanya aduhai itu, ada yang berhasil mendaftar via online pada Sabtu malam. Dan kemarin malam, gue coba emang ga eror sih. Sial, jadi intinya hindari daftar hari kerja! Tapi kalau berhasil coba aja.
Kalau berhasil daftar online. isinya ginian ya. |
Keuntungan lainnya, kalau daftar online tidak ikut ngantri dari pagi. Rombongan ini akan masuk ke rombongan PNS. Lagipula, dengan online lo enggak akan isi formulir kotak-kotak dengan manual. Jadi jangan mau capek untuk urus dokumen yang menggunakan birokrasi kalau sudah tersedia jalur online-nya.
Selain BPJS online, paspor juga udah online. Oke. Lo pembaca blog gue adalah orang pinter. oke, orang pinter. jangan mau dibegoin prosedur manual!
0 comments:
Post a Comment