Thursday, August 22, 2013

Bang, Bang, Slurp!

Intinya, gue sedang bertugas meliput ke Pondok Aren, Tangerang Selatan, alias lokasi tempat ditembaknya dua polisi anggota polsek metro deket situ. Dari wawancara-wawancara saksi mata, selain dapat info untuk ditulis jadi berita, gue juga dapat info tentang penjual soto di deket lokasi kejadian. 

Jadi berdasarkan narasumber itu, waktu malam kejadian ada sekitar sepuluh orang yang bantuin korban penembakan. Nah yang pada bantuin itu ternyata adalah orang-orang yang lagi makan soto yang jarak warungnya sekitar 50 meter dari tempat kejadian. 

Narasumber gue yang tukang jualan kopi ini bilang, warung soto itu baru buka sekitar jam lima sore. Dan bener, sampai sore gue di lokasi itu, warung itu baru buka dan langsung banyak motor pada parkir. 



Lokasinya di pinggir jalan besar, nama jalannya itu Graha Raya Bintaro, Pondok Aren. Kalau dari arah Bintaro sektor sembilan menuju ke Pondok Jagung, warungnya ada di sebelah kiri jalan. Pokoknya paling gampang sih cari Polsek Pondok Aren dulu, karena letaknya pas banget samping kantor polisi itu. Sayangnya, enggak ada plang nama atau spanduk yang menjelaskan si warung soto itu.

Setelah hari pertama gue gagal makan di warung itu, akhirnya disuruh liputan lagi di sana keesokan harinya. Kesempatan hari ke dua itu enggak sia-siakan muahahaha.... Jadilah gue makan ke sana setelah sempat mampir dulu ke rumah keluarga korban di Ciputat. 

Kelar liputan gue langsung pilih tempat duduk di bawah pohon, pesan semangkuk soto campur. Dari waktu pemesanan itu enggak lama, asli enggak lebih dari sepuluh menit lah, meski banyak banget yang lagi makan di warung itu.

Banyak pegawainya, jadi cepat nyajiinnya
Pas pesanan gue sampai, wangi rempah-rempah dari kuah kuning kecoklatannya emang langsung kecium. Disajikan hangat, dalam mangkok gue itu ada daging, usus, babat, dan beberapa bagian sapi yang biasa ada di tukang soto kebanyakan. 

Pendapat gue pribadi? Rasanya biasa aja! Malah hampir hambar menurut gue. Apa ya... Menurut gue emang kurang asin sih. 
Mungkin karena kesalahan gue juga, karena di meja ternyata ada garam dan kecap yang baru gue lihat setelah sotonya abis, hahaha. 

Semangkuknya dihargai Rp13.000, pas disajikan dibarengi sama kerupuk warna-warni yang kayak di tukang nasi goreng dan jeruk nipis. Oh iya, boleh minum teh tawar sepuasnya juga sih... Menurut gue malah lebih segaran teh tawarnya dari pada sotonya. 

Isinya cem macem broh!
Tapi asli banyak banget yang makan di situ. Padahal tempatnya biasa banget, cuma warung pakai terpal sama ada enam meja panjang yang muat sekitar enam orang masing-masingnya. Pas gue tanya penjualnya, apa sih isi sotonya kok banyak banget pelanggannya, ibu yang jual malah cengar-cengir "Enggak ada, biasa aja," hoam banget...

Untuk yang bawa kendaraan juga agak repot sih, karena enggak ada tempat parkir. Jadi harus parkir di tepi jalan gitu. Tapi enggak ada salahnya itu warung soto dicoba kalau lagi lewat jalan itu. 

0 comments:

Post a Comment