Wednesday, August 28, 2013

And... Yes, We Must Have A Pie!

“We must have a pie. Stress cannot exist in the presence of a pie.” 
― David MametBoston Marriage



Old Fashioned Apple Pie with Ice Cream - Island Creamary
Berangkat dari link ini, gue mau cerita tentang pengalaman 'enak banget' yang jadi 'enak aja' yang gue alami sekitar..um...sebulan kemarin. Dan setelah gue baca-baca, halaman link website itu ada benarnya. Gue menggarisbawahi  dan setuju banget kalimat 'Rich but not too sweet'nya. 

Pertemuan kali pertama itu bikin gue yakin kalau tempat ini memang berkelas dan punya karakter untuk sebuah tempat makan eskrim.Island Creamery sebenarnya sudah sejak lama gue dengar namanya. Apalagi waktu adek gue cerita kalau doi habis mampir ke Island Creamery di Alam Sutera. Kala itu dia cerita dengan muka yang sumingrah. Biasanya, kalau adek gue yang cerita soal makanan, kepercayaan gue terhadap taste-nya masih sekitar 50-50. Beda dengan tante gue yang cerita soal makanan, taste doi memang sudah bagus, cocok sama selera gue. 


Jadi, Island Creamery yang jadi kelinci percobaan gue pertama adalah yang di Street Galery Pim 3, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan *sekarang kalau nulis alamat lengkap sama kelurahannya. Kebiasaan nulis berita sih!* Sebenarnya bukan kelinci percobaan juga karena ke sananya memang punya tujuan lain. Bukan hanya untuk makan saja, tapi mau ketemu beberapa teman yang sudah agak lama, mungkin sekitar empat bulan lebih, tidak bersua. *tsailah sua. kayak susu bayi dong, sua-sua kuku. itu suam deng -_-*

Yah penyakit gue sejak kuliah memang belum hilang, selalu datang paling belakangan. Kalau telat datang ke pertemuan, biasanya prinsip hidup gue jadi berubah jadi "Yang belakang datang belakangan adalah jagoan". Muka malu juga sudah dibuang jauh. 
Dari pertemuan yang seharusnya sekitar jam enam sore, gue malah baru nongol itu sekitar jam delapan malam. Kondisi perut sudah agak terisi baik, jadi enggak terlalu lapar, engg... lapar perut sih enggak ya, tapi mata sih selalu mehehe...

Demi menuruti keinginan laper mata gue dan menikmati waktu yang tersisa dari pertemuan yang ada, gue pesan "Mushroom Munchies (IDR 25.000+)" untuk dimakan bersama. Apalagi pas gue lihat keterangan di bawahnya, ada mayonnaise untuk saos cocolnya. Kalau dibayangin enggak ada yang lebih sempurna dari pada perpaduan sauted mushroom -- jamur tumis dengan mayo. Ah berasa di gerbang surga!

Sayang gue lupa untuk foto jamur ini. Kalau gue enggak salah deskripsikan, jamurnya biasa aja sih, ya Champingnon tumis gitu. Tapi yang paling endang bambang itu emang saos mayonya broh! Hmm... si saos ini warnanya kuning. Rasanya ada agak-agak manis asam dengan tekstur yang kental. Ya kental kayak keju dilelehkan gitu lah. Dan kalau gue enggak salah ada potongan bawang bombaynya gitu kecil-kecil jadi agak 'kres-kres' pas dikunyah sama jamurnya. 

Asli mayonnaisenya endang bambang nendang cyiiin...

Jamur habis, perut 3/4 penuh, bukan berarti harus berhenti makan, hehe. Emang temen gue, Sekar, boleh juga idenya. Pas gue tanya apa yang enak di Island Creamery, dia jawab pienya. Well, enggak ada salahnya ngicip. Toh bukan seloyang pie juga pasti porsinya. Hajaaaar...haha.

Krucuk-krucuk gue lari ke bar ice creamnya, bilang pesan pie. Old Fashioned Apple pie with ice cream (IDR 39.000+)

Keep oldy, tasty, and legendary!
Gue tanya-tanya, ice cream pilihannya apa aja sih? Kata penjualnya boleh pilih yang ada di ice bar. Oke tjakep, akhirnya gue pilih yang ada kacangnya gitu. Abis yang lain penampilan eskrimnya terlihat biasa aja. Malah ada yang warna-warni gitu yang kalau enggak salah rasa bubble gum. Pokoknya yang ada kacangnya itu dibenak gue udah yang paling cucok. 

Pas pesanannya datang, Sekar baru bilang harusnya gue pesan Mudpie-nya. Itu kata Sekar lebih enak dan one of the best seller at Island Creamery. Yaaaa...yaudah lah ya, dicobain aja ini apple pienya. 

Pernah nonton film Donal Bebek yang nenek bebek itu masak apple pie dari appel yang dikumpulin Agus Angsa? Nah bentuk pienya emang kayak gitu. Warna kuning coklat keemasan membungkus dan mendominasi kulit pienya. Lapisan atasnya ada taburan gula halus warna putih dan segaris mengular chocolate sause gitu, emang bikin tambah manis untuk dilihat dikit sih. 

Dari suapan pertama yang gue dapat itu tekstur keras kulit pie yang beradu dengan lembutnya potongan adonan appel di bagian bawah kulitnya. Adonan itu hangat dan memang udah paling benar, nge-blend, 'heaven on earth' banget kalau dimakannya dengan tambahan eskrim. 

Ya itu, eskrim yang enggak terlalu manis, tapi suapan itu kaya rasa dengan adanya apple pie. Sesuai dengan 'Rich but not too sweet'nya Island Creamery itu. 

Menurut gue, porsinya memang besar dan cocok untuk dimakan bareng bagi mereka yang mengidap penyakit makan-dikit-aja-karena-takut-gendut. Tapi buat gue pribadi, Old Fashioned Apple Pie with Ice Cream ini pantas untuk dinikmati sendiri sebagai pencuci mulut sehabis main course ala-ala Perancis yang ukurannya kadang-kadang medit. Just please no regret, and be selfish at this moment. 

Akhirnya dalam kesempatan lain, gue memaksakan diri menjawab rasa penasaran terhadap Mudpie-nya Island Creamery. Dengan sumringah, gue pesan ke perempuan di balik ice cream bar untuk seporsi 'pie lumpur' dan gue bilang mau take away aja. 

Hancur, kayak hatinya yang nulis.
Entah memang hari itu para pengemar Island Creamery lagi pada nonton Metallica konser atau nongkrong di tempat ngemil lainnya, gue malah jadi beruntung lihat seloyang pie yang bentuknya seperti gunung, memuncak ke atas di bagian tengahnya. Warna hitam dari kepingan biskuit Oreo jadi penghias utama si gunung. Ada juga beberapa bubuk hitam yang gue pikir adalah remahan dari biskuti.

Pas bilang mau beli Mudpie, perempuan itu langsung ambil loyangnya dan ngomong 'dipotong' dulu ya... Ternyata itu Mudpie yang belum dipotong! Indah banget bentuknya... yaowoh...
Setelah bayar dan  nunggu, akhirnya potongan pie yang dikemas dalam kotak karton warna putih dan merah, boleh gue bawa capcus. 

Selama perjalanan ke rumah gue rasa-rasa ada yang dingin di bagian bawah kotak kartonnya. Waduh, agak wassalam juga sih kalau Mudpie ini terbuat dari es krim semua dan lumer sampainya di rumah. Kan enggak lucu yang awalnya mau makan Mudpie malah jadi minum Mudpie. Ngek. 


Bener aja loh, ada bagian yang lumer. Bentuknya udah enggak cantik lagi. Sedih deh :(

Demi sesuap rasa penasaran yang luluh lantak dan sudah terlanjur beli gue tetap hajar dah. Meski bentuknya sudah seperti tanah liat yang gagal dibentuk jadi kokoh. Sayang juga gue jadi enggak tahu rupa aslinya di Mudpie ini seperti apa. Karena bagian atasnya yang dari eskrim warna coklat pekat itu sudah rontok ke bawah, bercampur dengan bagian putih Mudpie. Ah sedih kuadrat :(

Sedih makin tambah, setelah gue tahu rasanya enggak sefantastis si apple pie. Malah teskturnya cenderung monoton. Tapi Mudpie ini agak ketolong dengan adanya oreo sih. Kepingan oreo di bagian atas dan lapisan oreo lempengan di bagian bawahnya. 

Ini yang gue bilang dari yang nyobain 'enak banget' (baca: Old Fashioned Apple Pie with Ice Cream) jadi 'enak aja' ya si Mudpie itu. 

Entah gimanalah gue mendeskripsiakannya...

0 comments:

Post a Comment