Sunday, December 23, 2012

Tema: Cinta

Makin nggak jelas aja ye judul postingan gua, hahaha. Sebenernya "Cinta" itu kesimpulan yang gue ambil dari dua film yang baru aja selesai gue tonton maraton sama temen gue Ocabul, "Habibie & Ainun" dan "5cm" yang kata orang-orang di sosial media itu bagus. Penasaran pengen nonton juga dong kan ya...
Basicly, cerita mereka dimulai dari satu kata "Cinta". Mungkin gue nggak akan cerita cinta menye-menye karena nanti gue nangis setelah merefleksikan diri dan cukup sudah gue mewek hari. Cukup jangan ditambah lagi. Gue akan lebih komentar tentang filmnya masing-masing. Ada beberapa point yang menarik buat gue sebagai seseorang yang sudah sekian bulan nggak mood nonton ke bioskop...

Habibie dan Ainun.
Dari judulnya udah ketauan banget ini adalah nama tokoh Indonesia which is ceritanya nggak jauh-jauh dari biografi mereka. Yang gue suka dari film ini adalah warna film dan plot settingnya. Ini film alurnya maju, mulai dari awal mereka ketemu sampai dipisahkan oleh takdir, Bu Ainun meninggal karena kanker ovarium (indung telur) stadium tiga. Stadium tiga itu di bawah stadium empat yang artinya tingkat paling kritis. Karena scene awal menceritakan pertemuan kembali mereka tahun 1962, warnanya tuh jadi agak-agak sephia gitu. Sepengelihatan gue ya nggak banyak main warna. Properti syutingnya juga nggak terlalu banyak corak dan warna, gitu deh pokoknya.
Gue juga suka dengan dialog pemain, bicara kasih saling jaga. Dan ketika ada satu rangkaian cerita mereka bulan madu ke Eropa selepas Habibie turun jabatan dari Presiden RI. Menurut gue benar, sudah tua, dengan masa muda mengejar karir; cari uang; menjaga anak; sudah saatnya ketika masuk usia pensiun adalah waktu menikmati romantisnya masa berdua dengan pasangan. Balik lagi kayak anak muda. Jalan berdua, honeymoon

Gue nggak ngerti ya apakah film Habibie Ainun ini butuh dana besar untuk produksinya, karena hampir sepanjang film yang gue lihat adalah produk-produk yang dengan jelas ada nama atau logonya di film. Yang lebih miris, iklan-iklan yang tampil adala iklan masa kini kayak E-toll yang muncul di alur sebelum tahun 2010, Gery Chocolatos yang muncul sejak 1990-an, dan iklan Wardah. Menurut gue ini mengganggu alur cerita, sorry to say gue nggak suka terlalu banjir iklan.
Ada juga scene yang paling menggelikan adalah ketika foto Reza Rahardian yang memerankan Habibie dipasang fotonya bersampingan dengan Soeharto saat Habibie diangkat jadi Wakil Presiden. Maksud gue yang mbok fotonya Habibie asli atau foto Tio Pangkusodewo yang memerankan Soeharto. Semua yang nonton film juga paham banget lagi wajah Habibie, jadi harusnya nggak masalah kalau yang disandingkan fotonya di samping Soeharto adalah foto BJ Habibie beneran.
Dan satu lagi, stok gambar kurang. Ada beberapa scene yang dipaksakan pake gambar ilustrasi. Ini jelas gengges ye bo...

So far itu sih komentar gue soal film Habibie Ainun. Kalau menurut gue, wajib nonton film ini 7 dari 10.


5CM
Judul filmnya sih pendek yaaa...tapi dialog filmnya punya arti panjang tentang cinta tanah air dan persahabatan. Secara detailnya gue udah nggak hapal, lo tonton sendiri deh. Mungkin sama kayak gue, menitikkan air mata discene upacara bendera di Mahameru, Jawa Timur. Yang paling keren dari film ini adalah sinematografinya, khususnya sinematografi di perjalanan menuju puncak. Ada gambar yang diambil kayaknya sih pake helicopter. Itu gambar-gambar landscapenyaaaa...beuh!!! Mungkin sisi lain yang harus lo liat dengan datang sendiri kalau lo tiap hari berkutat dengan yang namanya kemacetan ibu kota. Selain dialog dan alurnya gue nggak terlalu puas dengan film ini. Eh sama yang main bagus-bagus deng, Denny Sumargo yang atlit basket itu juga aktingnya lumayan. Raline Shah? Cantik, tapi mirip Manohara. Ngek. 
Oh iya satu lagi! Stok gambar mereka cukup kaya. Ada gambar siluet orang manjat dan yang paling gue inget itu 'samudera awan'. Itu beneran gokil maaaan...awan bergulung-gulung. Giling, indah banget karya cipta Tuhan.

Gue nggak nemu cela di film ini, meski nggak bisa gue bilang pontennya 10 dari 10 ya. Ya at lease di ending film lo bisa merasa makin cinta tanah air itu gue anggap film ini berhasil menyampaikan pesannya. Bukunya 5cm sih gue belum baca, jadi gue nggak terlalu ngerti apakah pesan penulis novel berhasil nyampe melalui visualisasi gambar film. 

Endingnya film ini? Hm..hm...biasa, tetep happy ending dan Happy Salma! :P

Udah ah ye, gue ngantuk. Besok liputan pagi di Jaktim, pantau banjir lagi. Mana paha ke bawah lagi gatel-gatel pula. Kayak alergi gitu, tapi gue nggak merasa punya alergi pada makanan (terkecuali, alergi hidup susah dan nggak punya duit) dan nggak abis makan makanan yang biasanya menyebabkan alergi. Nah gue galau deh karena gatel. Siakek.

0 comments:

Post a Comment