Sunday, May 20, 2012

Options

Ini tentang masa depan. Bukan masa depan pindahnya seorang manusia ke antariksa Wall E tapi keadaan gue at lease sepuluh tahun ke depan. 


Four options and all of them are great. *Are because it is countable*

Gue membayangkan pasti gue sudah bekerja, apapun itu. Mau wiraswasta alias entrepreneur atau bekerja pada suatu company asing. Yang jelas hari-hari gue sibuk menghasilkan uang, mengembangkan diri atau usaha, menjalin relasi, membina hubungan dengan keluarga, dan hidup bareng dengan seorang pacar. *Cailah yakin banget bakal monogami...  

Ada beberapa pilihan yang saat ini terhampar luas di halaman belakang setelah berlembar-lembar skripsi ditutup. 
Pertama. Gue sebenernya sudah terlanjur "janji" balik ke tempat magang dulu. Entah beneran disebut janji atau gimana. Pokoknya ketika gue ngomongin skripsi di twitter dan disahutin sama tim yang dulu kerja bareng di tempat magang itu, selalu disuruh balik, dan gue jawab "Iya, pasti akan balik." Itu itungannya janji atau gimana ya? Yaudah intinya gue akan ke sana. Entah sampai kapan di sana nantinya, mungkin hitungan bulan atau tahun atau berpuluh tahun. 
Jika pilihan ini yang diambil, masih ada pertimbangan lagi. Gue akan pilih di departemen produksi atau news. Menyadari dasar kuliah gue Jurnalistik yang belajar juga bikin program hiburan, gue rasa tetap akan gue pelajari lagi ketika gue di sana nanti. Menurut gue semua dapat dipelajari dari pengalaman sembari berjalannya waktu. 
Pertimbangan lain. Gue sempat post tentang pengalaman gue di tempat magang, apa yang gue lakukan sama banget kayak tugas gue di kampus. Ya bikin program, rundown, ya urus alat, ya menghubungi pengisi acara. Ada yang bilang, tempat magang gue kemarin itu disebut "kampus broadcast", maka bener-bener belajar broadcast dari dasar lagi. Dan gue nggak mau. Gue mencari ilmu yang lebih, pengalaman lain bikin program yang ditonton semilyar umat mungkin.
Pertimbangan lain lagi. Ini terkait tentang upah. Upah di tempat magang gue yang kemarin itu termasuk kecil. Mungkin paling kecil jika dibanding stasiun televisi lain. Beberapa saat yang lalu gue dibuai testimoni langsung beberapa orang dan hasil googling-an, mereka bilang ada bonus jika keuntungan perusahaan melebihi target. Daaaann...informasi terbaru, perusahaan tempat magang kemarin itu untuk tahun depan akan merencanakan target profit perusahaan yang tidak masuk akal. Hal ini akan menyebabkan pemupusan harapan dapat bonus delapan kali gajilah, minimal. Terlebih jika masuk dengan catatan belum berpengalaman kerja, maka terikat BDP *yang gue nggak tau singkatannya* lima tahun. Jadi selama setengah dekade itu gajinya ya mepet UMR. Lalu gue pikir lagi, kapan gue keluar negerinya, kapan S2nya (kalau emang masih perlu), kapan bisa tambah modal usaha sampingan. Jadi mikir!!

Kedua. Masih terkait kerja di tivi, pilihan dapat diubah menjadi kerja di stasiun televisi lain. Satu target stasiun televisi yang masih mungkin terjamah, ya stasiun tivi yang satu kepala dengan kampus gue. Masih mungkin gue bilang, karena nggak ada koneksi apapun ke sana. Menurut gue koneksi itu penting man, itulah mungkin kenapa orang demen banget MLM. 
Harapan gue di situ semoga lebih "memanusiakan manusia" entah dari sisi jam kerja, gaji, kesehatan, hubungan kerja, dan masa depan seseorang. Sampe sekarang gue belum pernah denger sih ada yang hengkang dari grup raksasa media itu, malah yang ada orang berlomba-lomba untuk bergabung di salah satu cabang perusahaannya. Dari ini gue berpendapat akanlah settle gue di sepuluh tahun ke depan. 
Pertimbangan lain. Televisi ini masih baru, terombang-ambing di antara dilema menjadi televisi siaran nasional atau menjadi penyalur konten yang nantinya tukeran konten dengan televisi daerah. Kabar terakhir sih mereka bakal urus ijin biar dapat siaran nasional seperti televisi lain, tapi belum gue googling lagi tuh kelanjutannya. Kondisi kayak gini bikin mikir lagi, akankah televisi ini bertahan dengan idealisnya (gue suka semangat "Insipirasi Indonesia" mereka) atau mengulang gulung tikar salah seperti beberapa tahun lalu. 
Pertimbangan lain lagi. Gue belum tau apa-apa tentang televisi ini! Jadi gue sotoy berat sepanjang tulisan di atas :D

Ketiga, beasiswa ke Belanda, hanya Belanda, dan karena memang Belanda saja. Gue sudah menemukan kelanjutan dari ilmu yang selama ini gue dalami diperguruan silat gunung kapur. Gue ingin lanjut studi di Erasmus Mundus-Program Media Studies-Media & Business  . Sengaja gue pilih yang bukan riset karena gue semakin sadar gue ini lebih suka hal yang practical. Tapi kemungkinan lain gue akan memperdalam jurnalistik ini. Atau malah jadi ambil sekolah bisnis aja. Well the point is that will in Nederland, only Nederland, and Nederland indeed. Orange Country!
Pertimbangan lain. Gue akan tinggal di sana, uh yeah! Sekurang-kurangnya dua tahun lah. Nggak apa-apa dua kali lebaran nggak pulang, biar Bang Toyib masih akan pegang rekornya. Sudah ngebayangin masak sendiri di sana, belajar di taman *cailah gaya, di sini ada taman kota tetap aja nggak pernah belajar di situ,fuh*, punya pacar bule, ngomongnya pake bahasa Inggris terus, jajan patat, ikutan Mardi Gras, karnaval pas Queen's Day, dan keliling Eropa karena mumpung punya visa Schengen. Selanjutnya siapa tahu magang lalu kerja di stasiun televisi sana, bikin program masak buat Asian Food Channel, keliling semua benua buat syuting. Mungkin sampai di titik itu gue akan bilang, Laif is Emejing!!! 
Pertimbangan lain lagi. Mungkin akan jauh dari keluarga tapi semoga mama akan bilang "Nggak apa-apa asal kamu suka." 

Keempat, wirausaha kuliner atau entrepreneur yang menyejahterakan banyak orang. Berangkat dari gemesnya persaingan yang ada saat ini. Kalau kata dosen mata kuliah terkait, Entrepreneur memuat arti untuk menyejahterakan stake holder. Mau gue sih gitu tapi gue pikir lagi ini kok jadi kayak bank syariah ya. Ah blur lagi kan. Jadi gue semakin sadar kecintaan gue pada makanan mungkin lebih dari pada kecintaan gue pada teman-teman. Dapat dilihat dari betapa pelitnya gue berbagi makanan enak kalo lagi bareng-bareng, note: kalau lagi berhati peri mungkin prinsip ini dapat bergeser. Oke jadi gue ingin buat kedai kopi atau tempat makan dessert atau camilan manis aja gitu lah. Bahkan gue baru aja nonton Food Truck di AFC, lalu gue pengen bikin juga. Kebayang jualan  makanan hangat pake trek di Merak atau Priok, parkir di antara trek-trek yang nunggu giliran nyebrang. 
Pertimbangan lain. Ya gue lagi senang masak, ya kali ada yang suka masakan gue. Ini bakal jadi proyek lucu-lucuan yang dapat diseriusin. Sejauh ini gue sih udah mikirin konsep penataan kayak apaan, mau buka di mana, harus dirintis dari jalur mana, googling alat dapur dan bahan yang diperlukan, dan udah mainan Restaurant Empire II juga, komandan! Laporan selesai. 
Pertimbangan lain lagi. Newbie in this business. Sepanjang sejarah keluarga gue belum ada yang benar-benar buka resto segede rumah makan Padang Sederhana yang nggak lagi sederhana karena biasanya bentuk fisiknya gedongan. Gue tetap masih mau baca buku-buku cerita sukses entrepreneur sih. Makanya jadi mau beli Kindle *tuh kan blur lagi O_o*

Karena hidup hanya sekali dan pilihan untuk menjalani itu terhampar banyak, luas. Dan gue ingin hidup ini dijalani dengan pilihan terbaik... :)

2 comments:

  1. karena masi muda, cobain semua pilihan! hahaha!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue yang perfeksionis, Nest. Maunya sekali coba, langsung benar.

      Delete