Monday, November 22, 2010

I Die.

I die. I die. I die. I would die. And you just smile.
Tentang kematian. Cara menuju kematian. Waktu kematian. Gue punya pilihan sendiri tentang itu.

Tentang kematian. Hidup setelah mati di alam berbeda.
Setelah sekian tahun di dunia, bukan lantas jadi berbentuk luluh lantak saat kembali pada Sang Pencipta.
Mungkin jadi setan, hantu kayak Casper, roh/ruh, atau mungkin ya sama seperti di dunia sekarang. Gue nggak tau pasti jadi kayak apa, karena gue belum berniat pada tafsiran Al-Quran.
Dipikiran gue, nanti kalo mati enakkan jadi hantu. Bisa menikmati lagi yang di dunia. Keluar dari liang kubur jalan-jalan keliling dunia, kayak Gayus keluar dari sel penjaranya. Biar nggak kesepian juga. Menikmati tempat-tempat sebagai hantu backpacker.

Cara menuju kematian. Nggak usah yang repot-repot lah. Dan juga nggak mau yang cheesy, kayak sakit. Gue nggak mau mati dengan cara ketabrak mobil atau kecelakaan, ntar wajahnya jadi rusak, jadi hantu yang menyeramkan. Ogah amat. Jadi maunya kayak apa ya? Mati dalam tidur yang tidak gue sadari kalo gue menuju proses mati.
Kadang gue takut. Takut mati saat tidur. Takut pas melek ternyata ngeliat diri gue masih pulas di tempat tidur. Gue meminimalisir tidur malam hari, biar rentang tidur sampe meleknya nggak jauh-jauh amat.
Abis mati? Gue maunya dikremasi. Bukan berarti selingkuh dari ajaran Islam. Tapi kayaknya kremasi lebih cepet bersatu dengan tanah dengan abunya dan udara dengan asapnya. Dan abunya tinggal buang di laut deh. Nggak pake nyusahin keluarga buat beli-beli tanah di Diego Hills yang wassalam harganya.

Waktu kematian. Terserah yang memberi hidup deh. Tapi maunya mati muda, karena katanya kalo mati muda diselamatkan Allah dari kebathilan yang ada di Bumi. Baiknya sih setelah gue belajar agama dan menikmati dunia. Semua keinginan tercapai, matipun damai.
Pernah orang bilang, "Emang cuma sampai situ janji hidupnya dengan Tuhan" lha tapi kok gue nggak inget kapan tanda tangan kontrak hidup dengan Allah..?

Bicara tentang kematian bukan maksudnya takabur. Ya lagi pengen ngomong aja.

0 comments:

Post a Comment