Thursday, January 27, 2011

Eh, Em....Ya?

Mata tidak bisa berbohong. Cara menatap yang mengatakan kebenaran.
Percayalah tidak ada yang suka bila ditatap begitu. Maka bersikap sewajarnya saja, sewajar yang bisa dilakukan.

I am smelling a rat
Tapi masih ada sebuah kata percaya berdasar rasa, ini akan baik-baik saja. Masing-masing mencoba baik-baik saja, tapi entahlah.

Tak perlu libatkan unsur lain di dalamnya. Cukup yang ada sekarang, antara dua variabel. Sama-sama saling menjaga rasa agar tidak saling curiga. Berbaik-baiklah, karena sesuatu tidak akan berbalik melukai bila tidak ada kejanggalan yang menganjal untuk yang dilukai.
Read More

Thursday, January 6, 2011

You are In My Mind

Hey you! 
Iya, gue mencari lo.
Iya, gue penasaran sama lo.
Iya, gue tergila-gila sama lo sejak kita pertama bertemu di rumah itu. *sebelumnya kita pernah bertemu. Tapi belum semenggilai seperti ini*
Iya, gue menunggu lo sembari mengerjakan tugas.
Iya, gue menyugestikan bahwa lo akan hadir di hari gue menunggu lo.
Iya, gue menggandrungi lo.
Iya, tidak ada yang bisa menggantikan kehadiran lo.
Hey lo. Iya lo! Siapa lagi?


dirimu terus berkesan hingga saat ini :')

 yang kutunggu, yang kunanti


asal mula dirimu. oh!

Gue sudah rela dateng ke kontrakan temen gue 2 jam sebelum abang tukang kembang tahu lewat, hanya untuk memastikan bahwa gue tidak miss atas kehadirannya. Dan ternyata sampe sore tidak lewat-lewat juga.
Gue rela muter-muter BSD sama adik gue hanya untuk mencari abang tukang kembang tahu, namun apa harap yang kusantap malah sate kambing Taman Jajan. 
Ku kembali ke kontrakan temanku di hari berikutnya, dan lagi-lagi kau buat aku kecewa wahai abang kembang tahu!
Demi Allah gue nggak abis pikir! 
Kemana lah ini abang-abang tukang kembang tahu. Apa lagi pada janjian nggak jualan? Atau lagi ada konfrensi Persatuan Pedagang Kembang Tahu Indonesia (PPKTI)? Atau karena harga Pertamax naik, maka mereka tidak punya bensin untuk keliling menjajakan kembang tahu? Atau karena stok jahe habis dibuat kue jahe ketika Natal? Atau para pedagang itu perlu support, bahwa mereka masih ada yang merindukan, masih ada yang ingin makan kembang tahu walau rasa agar-agar nutrijel lebih enak? Ayo bang, aku dukung kau! Aku rindu kembang tahuku, aku rindu, aku rindu Muhammad ku...

Lagu Arjuna-Once yg telah memperbolehkan gue untuk memberi sedikit gubahan pada liriknya (thanks mas!):
"Sudah kudaki gunung tertinggi, hanya untuk mencari dimana dirimu.
 Sudah kujelajahi isi bumi, hanya untuk dapat terus memakanmu..."
Read More

Sunday, January 2, 2011

Let It Be

Gue memilih untuk tetap bodoh, karena gue pikir itu cara terbaik menjadi manusia sedikit dosa.
Gue memilih menjadi polos, dari pada harus berpikiran yang aneh-aneh tentang orang lain. Yang akhirnya malah dosa.
Gue memilih menjaga mimpi gue sendiri daripada mimpi gue itu dianggap bodoh dan tidak mungkin direalisasikan.
Gue memilih tidak peka pada sekitar daripada tahu ada yang berubah. Karena perubahan mengharuskan gue keluar dari zona nyaman dan aman.
Gue memilih menceritakan rahasia terbesar gue pada beberapa orang yang gue percaya karena memang mereka yang gue yakini mampu menjaga gue.
Gue memilih tidak punya impian dari pada harus menyikut impian orang lain.
Gue memilih nggak berpikir mendalam, karena dasarnya hidup adalah berpikir positif.
Gue memilih terus tertawa karena waktu bisa banyak terbuang dengan kesedihan.
Gue memilih jadi anak-anak karena menjadi anak-anak itu bukan tanpa beban, tapi merasa jadi anak-anak bukan berarti tidak bisa dewasa dengan pemikirannya sendiri.
Read More

Called Everyday

Ada satu nama. Yang itu. Yang itu. Selalu yang itu. 
Gue juga nggak menyangka kalau nama yang itu tersebut saat gue takut. Konyolnya, kadang tersebut melebihi nama Tuhan.
Nama yang membanggakan untuk dikenal. Menyenangkan untuk disebut. Mengena untuk diingat. 
Nama yang dikenal dua tahun belakangan. Nama yang gue kira akan segera pergi dan tidak kembali. 
Merasa ada yang mengisi, kemudian yakin bahwa tidak akan pernah terpisah. Saling membantu, saling belajar. Saling berbagi dan rela dipinjam telinganya. 
Coraknya sudah 100% seperti yang sebelumnya. Ya yang begitu.
Saat ini gue percaya, bahwa memang tidak akan ada yang mampu membangun tembok di antara kami. Bahwa jalannya kehidupan kami akan begini-begini saja. Dan akan terus begini. Begini yang harus dinikmati dan disyukuri. Yang ini. 
Sebernya lebih pada orangnya. Orang yang gue percaya, meski baru sekian persen. Tapi ya itu, gue yakin bahwa kami tidak akan terpisah. Hubungannya akan terus terjalin dengan baik. 
Orang yang tidak akan bisa membuat gue marah, meski dia berbuat salah. Orang yang tidak terpikir paling akhir ketika gue ingin berbagi kesenangan, meski jauhnya nggak kira-kira. 
Orang yang akan gue ajak kemana pun gue pergi jauh. Karena kenyamanan memang ada pada dia.
Orang yang gue jadikan salah satu referensi dan dimintai pendapat. 
Orang yang gue mau membantu gue dalam kesulitan. Mendenger cerita gue meski bukan untuk tiap hari. 
Orang yang ketika gue lulus kuliah adalah orang yang gue ucapkan terima kasih. 
Orang yang jadi sandaran ketika gue lelah.
Orang yang tahu betul gue dan bisa jadi sahabat selamanya untuk gue.
Read More