Thursday, July 29, 2010

Galau Itu Menular

Hari ini, pagi hari aja udah bimbang. Di antara dua pilihan. Ke LSPP atau ke kampus. LSPP ada tugas, buat tabulasi tapi sudah gue kerjakan dan bisa dikirim via email, tabulasi assignment sent!
Ke kampus, ada campus visit yang katanya kekurangan orang untuk bantu menjelaskan videografi.

Jam 9 pagi. Gue kira tante gue masih di rumah, ternyata sudah cao dari setengah jam yang lalu. Apes. Makin bimbang. Keputusan: isi campus visit di kampus saja. Bawa helm cadangan, buat Sekar yang mau nunjukin jalan ke Pejompongan.

Workshop Videografi kelar. SMS Gloria, tanya apakah gue masih harus ke kantor, dia jawab tidak. Ok. Setelah bincang sana sini, rembukan mau nonton "Pengantin Topeng"nya Safa, keputusan akhir: Ke 7eleven Blok M.

Ride my motorbike. Kampus-Seskoal-Ciledug-Pakubuwono-Mayestik-Blok M. Waktu tempuh: kurang dari 1jam. Motor berasa kenceng dah kalo nggak ada yang nebeng.hehe.

Beli kopi, bukan Slurpee si es serut pake panta. Dibeliin Flava, she knows what I really need, hmm I mean her time to talk to. Tempat penuh tawon, main tepuk tawon. Dosa sih kayaknya bunuh-bunuh tawon. Ya maaf.

Ada balesan SMS. Agak gitu sih. Gue jadi nggak enak. Maaf.
Mau tanya: "mau share nggak?" nggak enak, sudah kadung malu. Maaf.

Serangkaian cerita galau dari 7eleven. Jadi menularlah si galau itu. Kampret, ketularan galau. Semua jadi menye-menye. Pulang dalam keadaan berantakan. Pikiran bercabang. Untung selamat di jalan. Ketularan galau.

Be careful.
Read More

Tuesday, July 27, 2010

(tidak) Semua Kejujuran Mempermudah Jalanku

Jujur. Semua orang juga tau kalau itu sifat baik. Kayak di jaman kita belajar PPKN atau KWN atau Pancasila atau whatever it called, toh intinya tetap sama: belajar sistem hukum negara. Awalnya ketika SD dikasih tuh mana perbuatan yang terpuji dan mana yang tidak terpuji, terus di doktrin hingga akhirnya SMP mulai belajar pasal-pasal UUD '45, SMA belajar sistem negara republik dan blablabla itu. Dan nilai sifat terpuji dan tidak terpuji kemudian tidak lagi melekat di benak manusia yang kian dewasa. Alasannya? Sudah lupa kalau ketika SD pernah belajar Tolong menolong, gotong royong, toleransi tidak boleh berisik saat tetangga yang sedang sakit.
Dan pada akhirnya semua memudar, nasionalisme.


Judul. Kenapa judulnya begitu? Karena ada rahasia antara Anyer dan Jakarta. Eh gak ding, ada rahasia antara gue dan beberapa dari kalian.

Rahasianya apa? (kepo banget sih lo pada, hah!) hahaha
Itu deh rahasianya. Hanya Allah, teman dekat yang benar benar dekat alias sahabat, dan guling rumah gue yang tau. hahaha. Pokoknya rahasia deh! Intinya agak menyulitkan kehidupan gue saat ini dan mungkin kehidupan gue di masa mendatang. SO?! ya gak so so. gitu aja gitu. yaudah. Ya cuma mau doa lah gue: Ya Allah semoga anugrah yang kau beri ini menaikkan derajat ku dimataMu.
Read More

Sunday, July 18, 2010

Salah Kaprah

Give me a space please.


???


Selang yang tidak konsisten


Maunya "Tangki" atau "Tanki" nih?


"Dombak" iku opo?


The Fish has fingers? Nice Try.


Ayo dong Indonesia jangan hobinya tiru ini itu aja.


Read More

Doa Bijak

Gue teringat kata-kata orang sekitar gue ketika bokap meninggal dunia, "Papa kamu itu orang baik. Jadi disayang Allah. Diselamatkan lebih dulu, supaya tidak ternodai oleh perbuatan dosa yang ada di bumi ini." Begitu kira-kira kata mereka. Jadi orang yang meninggal duluan itu adalah orang yang lebih di sayang Yang Maha Pemberi Hidup dan yang meninggal belakangan adalah orang yang teratas namanya dalam daftar menuju neraka gitu? Oh so pitchy!

Kalau orang ulang tahun biasanya selain diberi ucapan selamat akan diberikan juga sebuah atau serentetan doa yang isinya positif untuk masa mendatang. Mulai dari semoga panjang umur, enteng jodoh dan rejeki, banyak uang, sukses dalam pekerjaan, sampai kata "all the best" untuk merangkum rangkaian doa yang ~ alias tidak terhingga. Maka sampailah pada pertanyaan, kita yang didoakan panjang umur berarti kita diharapkan tidak akan cepat menemani Tuhan dan dibiarkan tergoda melakukan dosa selama rentang waktu hidup? Tapi kenapa gitu ya?

Jadi mendingan nggak usah didoain panjang umur biar cepet mati dan lebih sedikit menganggung dosa selama hidup.

Allah ku Yang Maha Mengetahui, berikanlah aku pengetahuan yang luas dan daya pikir yang menajubkan sehingga aku bisa bijak memandang kebimbangan doa ulang tahun ini. makasi.
Read More

Friday, July 16, 2010

Sadarkan!

Obrolan menarik selalu terjadi sepanjang jalan Sency-BSD. Antara gue, tante gue yang kerja di stasiun TV, dan kadang om yang ikutan nimbrung memberi pemikiran out of the box yang dewasa.

Pembicaraan sepanjang jalan Sudirman malam ini diawali oleh cerita magang gue. Setelah blablabla dan bla, sampailah pada ke-curcol-an gue. Gue bilang nilai semester ini IP gue turun, sebabnya gue failed di satu mata kuliah.

Setelah cerita panjang lebar isi volume diagonal sisi, dicapailah beberapa faktor kenapa penurunan IP itu terjadi:
  1. Kurang sadar. Lupa kalau waktu itu tidak dapat diulang, berjalan cepat, tidak selamanya memihak pada kita. Malesnya gue bangun pagi, harusnya sudah memang harus diubah karena usia ini terus bertambah (dalam hitungan hari akan menjadi 20). Masih merasa gue toh yang menjalani hidup ini. Gue yang punya tubuh, yang tahu kadar kebutuhan istirahat untuk diri gue. Harusnya sudah mulai menata pola hidup yang benar. Benar untuk calon wartawan dan orang yang bekerja di bidang kreatif.
  2. Tanpa wawasan. Hal ini disambungkan dengan kompetisi di dunia kerja. Gue saat ini terlena dengan apa yang orang tua/keluarga berikan. Belum tumbuh pemikiran betapa "amazing"nya jika bertarung dengan orang satu Indonesia untuk memerebutkan satu posisi menjanjikan di pekerjaan. Mungkin saat ini nanti gue memertahankan sebuah jabatan karena butuh duit untuk diri gue, keluarga gue aja. Sedangkan orang lain masih ada yang berjuang keras untuk pekerjaan yang gajinya nggak seberapa untuk kasih makan tetangganya.
  3. No Responsibility. Pekerjaan harusnya memang termasuk dalam dinamika kehidupan. Lo lahir, belajar dari SD sampe kuliah, bekerja cari uang dan passion, inget Sang Pemberi Hidup, kemudian mati. Apapun yang dilakukan harusnya bukan beban, tapi tanggung jawab. Jika dalam komunikasi beban = cost yang serba minus, maka tanggung jawab harus dipandang sebagai reward dari hidup ini. Mengapa selalu berfikir negatif karena beban ini dan itu? Mari menyugesti diri, berhasil menuntaskan tanggung jawab akan membawa kebaikan bagi diri sendiri. Berbalik layaknya boomerang. *Cliche.Too easy to say.
  4. Penuh rasa syukur. Gue selama ini lupa bersyukur, selalu meminta. Mengadah mulu. Iman kosong, mudah terguncang. Cobaan jadi terasa beban, bukan tanggung jawab untuk diselesaikan. Jadi maunya apa?
Read More

Thursday, July 15, 2010

Ongkos Kantor

Sehubungan dengan tawaran kerjaan di LSPP, gue jadi harus mengenal daerah baru di Jakarta. Pejompongan. Lokasinya di 11 derajat lintang utara Blok M dan 35-45 derajat lintang selatannya Tanah Abang, berbatasan dengan BenHil di timurnya dan Kebayoran Lama di baratnya.

Pergi.
Pertama kali pergi ke LSPP rute gue adalah naik kereta api Ciujung AC dari st.RawaBuntu sampai st.Tanah Abang. Keluar stasiun, lanjut jalan ke arah kiri lalu kanan, pokoknya ke arah tanah abang yang gedung ijo. Dari situ naik Kopaja 19 yang rutenya Tanah Abang, Peanut Garden, Sarinah, Sudirman. Turun di depan halte busway Bendungan Hilir (BenHil). Naik jembatan penyebrangan ke arah sisi jalan sebaliknya. Lanjut naik bemo sampai depan gerbang putih Pejompongan Dalam. Lalu nyebrang dengan susah payah, jalan dikit ke kiri, sampailah di rumah hook no 12. Ada papan LSPP. Masuk dah tuh. Kalo masuk ke kiri, itu ruangannya Pak Har, kalo ke kanan itu ke arah dapur dan perpustakaan.

Pulangnya gimana?

Rute #1. Gampang ternyata. Naik kereta juga! Tinggal jalan ke arah utaranya dari LSPP. 15-20 menit lah dari halte Seskoal, seberang jalan masuk LSPP. Lewatin penjual kaca. Lewatin terowongan. Lewatin Pintu masuk Manggala Wanabakti. Nyebrang dikit, udah keliatan dah tuh stasiun Palmerah yang sempit, jorok, berdebu. Beli tiket Ciujung di seberang loket tiket yang baru, lorong sempit, tempat buat lalu lalang, mau beli tiket jadi susah #curcol. Balik lagi ke peron 2, karena keretanya bakal ke Tanah Abang dulu, baru balik lagi. Datengnya harus cepetan, biar dapet tempat duduk.

Rute #2. Lebih gampang lagi. Naik Kopaja 615 dari halte Seskoal. Kopaja 615 route are Jalan Besar Pejompongan-belok kiri lewatin Badan Pemeriksa Keuangan-Keluar2 udah di samping jalan tol Gatot Subroto (sebrang JCC Senayan)-jalan lurus..muter di Semanggi-naik Jalan Layang-turun2 udah di TVRI. Lurus sampe pertigaan Hotel Mulia. Kopaja 615 belok kiri. Doi luruuuusss aja sampe Plaza Senayan-Sency. Turun Sency, nebeng tante gue deh. Hakuna matata!!!

Estimasi biaya
Pergi:
  • Parkir motor di st.Rawabuntu Rp3000
  • Kereta Ciujung / Ekonomi Rp4.500 / Rp1000
  • Jalan Kaki sampe LSPP Rp0
  • Kalo turun di T.Abang ya nambah buat P19 Rp2000 + capek, krn muter-muter
  • Bemo Rp2.500
Total : Rp7500(Turun di Palmerah), Rp12.000(turun di T.Abang)

Pulangnya:
  • Jalan ke st.Palmerah Rp0
  • Kereta Ciujung / Ekonomi Rp4500 / Rp1500
  • Naik Kopaja 615 (T.Abang-Lebak Bulus) Rp2000
Total : Rp1500-Rp4500 (Naik kereta dari Palmerah), Rp2000(kalo nebeng tante)

Jadi, sehari kira-kira gue mengeluarkan Rp12.000 (Rp7500+Rp4500)
untuk PP LSPP-Rumah.

Read More

Saturday, July 10, 2010

My Grandma Loves Me TOO Much!

Saat ini gue tinggal punya satu nenek, mama dari papa. Gue menyebutnya Eyang Putri atau kalo lagi nyapa Yang Ti. Orangnya suka ngebanyol, suka cerita-cerita konyol jaman mudanya dulu, cantik parasnya (buktinya masih dikejar-kejar sama pria yang dari dulu naksir doi meski sudah beranak cicit), EKSENTRIK, rajin olah raga, dan sangat amat pinter bikin kue(percayalah gue selalu menggendut setiap Lebaran tiba). Kegiatan sehari-harinya lari pagi, minum multivitamin, ke bank(setiap gue telponan pasti bilang abis dari bank inilah, itulah), arisan sama temen-temennya di Jember. Kalo lagi iseng-iseng biasanya Yang Ti ngisi TTS.
Tiga hari yang lalu Yang Ti menceritakan sebuah kisah yang membuat gue terperanjat, membelalakkan mata, membuat bibir gue lengkungan indah huruf "O" di pagi hari. Berawal dari telepon si nenek gaul yang membangunkan tidur lelap gue. Untung doi nggak marah tau cucunya bangun jam 8 pagi.

Eyang Ti: "Assalamualaikum mbak..."
Gue : "Walaikumsalam Yang..."
E: "Baru bangun mbak? Ini Eyang telfonin dari kemaren kok nggak bisa, kenapa?"
G: "Hehehe..wah nggak tau tuh Yang, dari kemarin emang hapeku mati. Maaf ya Yang...
Tumben nelfon, kenapa Yang...?"
E: "Nggak, cuma kangen aja pengen denger suara cucunda."
G: "Ahhh Eyang bisa ajaaahhhh...."<< style="color: rgb(255, 0, 0);">E: "Eh mbak bude Olly (anak kedua Eyang Ti, kakaknya papa) hari ini berangkat Umroh lho mbak."
G: "Loh iya toh Yang? Aku nggak tau.hehehe"
E: "Iya, bude pamit mau Umroh. Eyang langsung bilang "IKUT! Tahun depan sing budal aku mbe Tysia." Eyang kan juga pengen Umroh. Maret tahun depan kita berangkat ya. Paspor kamu ada kan? Masa berlakunya sampe kapan?"
G: "...... (diam sesaat). Masih sampe Juni tahun depan atau tahun depannya lagi kalo nggak salah. Iya Yang, jadi mau Umroh?"
E: "Iya bulan Maret ya, nduk. Kita Umroh."
G: "....eee biayanya dari mana Yang?"
E:"Eyang bayarin. Nanti semuanya tak tanggung."
G: ".....eeee iya Yang. InsyaAllah."
E: "Yowes, ayo ndang bangun. Mandi. Nanti kapan-kapan eyang telfon lagi. Assalamualaikum.."
G: "Enggeh Yang, ini udah melek. Eyang jaga kesehatan ya, diminum vitaminnya. Waalaikumsalam."
Tuuut tuuuut tuuuut....(telepon diputus dari seberang)

MATI GUE!! Diajakin Umroh? Oh no, gue belum siap!!! Sholat nggak rajin, Quran belum khatam, puasa bolong-bolong, utang puasa sama nazar gue yakin lebih banyak dari puasa Ramadhan... Aduh gimana ye? Umroh booooo!!!! Kalo jalan-jalan ke Arab backpackingan sih gue mau, lah ini pake Umroh. Dari 11 orang cucunya(termasuk gue), kenapa yg dipilih gue? Kenapa nggak Vivi yang juga sepantaran sama gue aja, yang jelas lebih berkualifikasi dari segi iman. Astagfirullah!!!

Gue takut kalo uang yg nanti dipakai oleh gue malah terbuang sia-sia. Gue khawatir ini malah bukan jadi ibadah. Percuma, gue pergi tapi dongkol dalam hati.

Read More

Monday, July 5, 2010

Tepuk Tangan untuk Edward - Eclips


Pada kebanyakan film sekuel, yang pertama terlihat lebih apik dibandingkan dengan yang kedua, ketiga, atau keberapannya. Contoh yang menurut gue nggak oke sequelnya Final Destination 4, Lord of The Rings, dan ini nih si film ababil: Eclips.

Isi filmnya masih seputar cinta segitiga antara Jacob-Bella-Edward. Si Bella yang mulai nyebelin sejak di New Moon karena sifat plinplan dan lemahnya masih mendominasi film yang diangkat dari novel ini. Intinya Bella tetap jadi incaran klan vampir lain dan keluarga Edward masih sok melindungi. Bella masih dengan kedekatannya dengan Edward, tapi juga kayak nggak nolak kalo dicium Jacob. Gue pikir si Bella emang jablay kelas bule deh. Abis ciuman sama Edward, eh mau dipeluk plus dicium sama Jacob. Dan bagian yang menunjukkan "how bitchy she is" adalah ketika doi ngerayu Edward untuk ditiduri! Untung diharap untung, Edward nggak mau having sex sebelum menikah. Cakep dah lo bang!!!
Gue tidak mengidolakan Edward, sama sekali enggak. Tapi kagum banget sama keteguhan hatinya waktu adegan di tenda dimana Jacob berusaha menghangatkan tubuh Bella yang mengigil karena kemah di puncak gunung dalam cuaca badai. Terjadilah perbincangan antara Jacob dan Edward sedangkan si Bella enak-enak tidur (sialan banget kan emang ni si Bella), inti obrolan mereka adalah menjatuhkan mental Edward untuk memiliki Bella seutuhnya. Untung diharap untung lagi, Edward kayaknya mantep mau menikahi Bella dan nggak peduli sama kata-kata Jacob yang kekeuh mendapatkan Bella. Baik juga nih si Edward, Mr.White Heart. Yaaahh..semoga aja dengan bersatunya Bella dan Edward dalam pernikahan, Bella jadi nggak egois dan seenak jidat jenongnya.

Untung diharap untung lagi dan lagi, film ini masih ketolong sama adegan berantem dan beberapa shoot mobil keluarga Cullen yang ciamik. Lumayan liat keluarga vampir bergulat bak petarung dan menang lagi waktu berantem sama anak buahnya Victoria. Alhamdulillah hiburan dikit...hehehe :D

Read More

Sunday, July 4, 2010

Oleh-oleh dari Festival Indonesian Youth Conference

Gue mau latihan jadi jurnalis ah..
Wowaaaaa...!!! Siang tadi gue kebetulan punya waktu untuk dateng ke Festival Indonesian Youth Conference yang diadakan di Salihara, Pasar Minggu. Bermodalkan Rp50.000 aja gue bisa pilih lima dari seabrek pilihan topik seminar. Yang kebetulan menarik minat dan yang kira-kira sesuai dengan sok keber-bakat-an gue yaitu topik Pendidikan, Diplomasi, Politik, Media, dan Kewirausahaan.
Pertama sampe Salihara dengan bad habitnya gue, telat. Oke, akhirnya masuk ke seminar pertama di Galeri Salihara, topiknya Pendidikan dengan pembicara Arief Rahman (kepala sekolah Labschool dan rektor UIN Jakarta). Ini nih orang yang dulu mau gue wawancara jaman ngerjain tugas UAS Pak Ambang, susahnya dihubungin naujibilehhh...Dan berakhir pada batalnya wawancara doi. Oke cukup curcolnya. Gue kasih pendapat ya, gue rela deh kalo disuruh bayar Rp50.000 buat dengerin seminarnya dia doang. Sumpah. Keren, berbobot, dan dinamis banget materi seminarnya. Pembicara kedua adalah abangnya Dik Doank, namanya mas Beben. Inti seminar mereka yang gue dapet adalah setiap anak itu emang punya bakat dan minat masing-masing. Maka seharusnya dari tuh anak masih balita, orang tua udah mulai harus melihat bakat anak dari hobby si anak, kalau perlu dikasih tes minat dan bakat sejak kecil. Buat apa? Biar gedenya nggak salah pilih jurusan angkot,hehe nggak ding, maksudnya nggak bingung masuk IPA, IPS, atau Bahasa. Nggak buang-buang waktu kalo minatnya Hukum tapi di SMA jurusannya IPA. Dan ternyata dari 7 kecerdasan ala om Howard Gardner yang bukan saudaranya Jennifer Gardner, 7 kecerdasan itu masih dibagi-bagi lagi perbagiannya. Contohnya kecerdasan musik. Ada orang yang mampu main musik, tapi nggak bisa bikin lagu. Ada juga yang bisa bikin lagu, tapi nggak asik diliat kalo lagi perform. Jadi dalam sense of music seseorang bisa dibagi lagi menjadi kemampuan bermusik, menulis musik, kemampuan membaca not balok. Ya kira-kira gitu lah contohnya.

Masuk ke topik seminar kedua yang gue pilih, Diplomatik. Pembicaranya oye dah, Dino Patti Djallal, Jubir Presiden SBY di periode keduanya ini. Mr. Dino bercerita tentang Modernisatornya. Dan pembicara kedua yaitu Fariz Al Mehdawi, duta besar Pakistan untuk Indonesia. Pak Fariz yang katakan dalam pidato bahasa Inggrisnya yang sedapetnya gue nangkep translate-an ala gue, di Indonesia itu banyak yang bisa dieksplor, khususnya di daerah-daerah yang tidak menjadi sorotan dibanyak acara, seperti Bali, Surabaya, dan Medan. Daerah timur Indonesia juga banyak kok yang bisa dijadikan keunggulan bangsa ini. Gitu kali kira-kira, kalo salah ya maap bung! Dan hal yang menarik buat gue malah muncul dari mulut pak jubir presiden, Mr.Dino bilang, harusnya kasus Malaysia yang mengaku batik itu buatan mereka adalah kunci emas buat kita. Kenapa? Ternyata Mr. Dino bisa mikir out of the box (kalo nggak out of the box mana bisa dia jadi Jubir), sebenernya batik yang diakui Malaysia itu bisa jadi keunggulan buat kita. Biarkan aja mereka memerkenalkan batik, pake batik, nah kita yang bagian kasih tau ke orang-orang kalo itu produksi kita. Biarin foreign people pake batik yang justru akan jadi kebanggaan punya kita. Seperti Inggris yang punya bahasa Inggris, tapi dipake sama orang Amerika, Singapur, dan Australia. Inggris nggak marahkan bahasa mereka dipake segambreng orang? Nah kita harusnya juga nggak marah. Justru itu kesempatan batik kita dikenal oleh banyak orang.

Jeng jeng jeng...! Masuk ke topik ketiga yang ternyata puncak paling menyenangkan dari Festival IYC ini. Judul temanya Politik. Mas Aria Bima yang udah sering muncul di Democrazy, Metro Tv bilang politik saat ini udah mulai diisi oleh generasi muda. Kaum muda yang mulai peduli sama Indonesia dan tidak lagi mikir kalo politik itu menjemukan. Dipandu oleh moderator yang keren pula, Najwa Shihab, tema politik ini membuat gue ingin masuk partai politik. Partai politik yang sesuai dengan ideologi gue. Tapi emang ada yang sama persis ideologinya? Apa gue bikin partai baru nih?hahaha ngarang. Mas Aria dan Jerry bilang, parpol dimasa sekarang udah kehilangan esensi utama dari berpolitik. Harusnya tiap parpol benar-benar menjalankan visi-misi yang merupakan rangkuman dari semua aspirasi masyarakat dan perangkat parpol. Bukannya malah gontok-gontokan teman satu parpol waktu pemilihan calon legislatif tiap 5 taun. Kalo dalam satu organisasi aja udah saling sikut, bagaimana mewujudkan satu visi-misinya?Hei ingat, kami masih menunggu tindakanmu wahai kalian yang masyarakat pilih, sang representatif seluruh bangsa Indonesia.

Tema ke empat yang gue pilih adalah Media. Dilihat-lihat pembicaranya oke punya, Desi Anwar dan Armando (Jakarta Globe). Desi Anwar, wartawan senior, oh man! orang yang pernah wawancara Presiden Obama dan orang penting lainnya, sekarang ada di depan mata gue!Dan kami bisa sedekat ini, luar biasa!!! ekspresi lebay, tapi emang gue seneng ketemu wartawan keren macam Desi Anwar. Eh apa yang namanya "Anwar" keren ya? Desi Anwar-Rosihan Anwar? Tapi sayang sejuta sayang, materi tema Media ini sama kayak kuliah... Jadi, yaaa gitu deh. Kurang menarik buat gue. Lah wong yang dibahas perkembangan medianya doang... itu mah udah dapet dari Pak Ninok atau Gaha-su. Dan si Armando yang katanya wartawan Jakarta Globe itu terlihat agak ganjil. Penampilannya rapih, klimis, kayak orang kantoran lah... beda banget sama wartawan lapangan. Jadi bertanya-tanya, ini orang wartawan apaan, lapangan atau emang yang kongkow di kantor aja...Ragu berat!!!

Tema terakhirrrrr..."Kewirausahaan" Pembicaranya Sandiago Uno(bukan permainan UNO loh! Doi ini anaknya Mien Uno, pakar etika bersosial), Yoris Sebastian(Ini loh yang bikin acara "I like Monday"-nya Hardrock Cafe. Kreatif), dan Goris(enterpreneur muda asal Garut). Ternyata tema ini tidak banyak ngaruhnya buat gue. Tapi adalah yang ngaruhnya, gue jadi pengen kerja di daerah di timur Indonesia, eksplore daerah itu, memajukan wisata daerah itu, dan membuat perputaran uang di daerah tersebut sama hebohnya dengan di Jakarta.

Ya itu deh yang kira-kira gue dapet dari IYC... menyenangkan, memotivasi ,dan inspiratif. Tag line Festival IYC "Saatnya suara kamu di dengar"nya mana ya tapi?
Read More